Selasa, 10 November 2009

QIRA’AT ALQUR’AN

A. Makna Qira’at
Dari segi bahasa,kata qira,at berarti bacaan yang merupakan masdar dari qara’a. Dari sisi istilah, az-Zarqani memberikan pengertian qira’at sebagai madzhab yang dianut oleh seorang imam dalam membaca al-qur’an yang beda satu dengan lainnya dalam pengucapan alq-qur’an, serta sepakati riwayat dan jalur-jalurnya, baik perbedaan itu dalam pengucapan huruf maupun lafazhnya.
Manna’alQaththan menyatakan bahwa qira’ah merupakan salah satu madzhab dalam pengucapan al-qur’an yang di pilih oleh salah seorang imam Qurra’ sebagai madzhab yang dipilih berbeda dan khas dengan madzhab lainnya. Al-jazari berpendapat, qira’ah merupakan ilmu yang menyangkut cara-cara mengucapkan kata-kata Al-qur’an dan perbedaan-perbedaannya dengan cara menisbatkan kepada penukilnnya.
Menurut Al-qasthalani, qira’ah merupakan suatu ilmu yang mempelajari hal-hal yang disepakati atau di perselisihkan ulama yang menyangkut persoalan lughat, hadzaf, i’rab itsbat,fashl, dan washl yang kesemuanya di peroleh secara periwayatan.
Dengan demikian, ada 3 unsur qira’at yang dapat di tangkap dari definisi-definisi di atas, yaitu:
1. Qira’at berkaitan dengan cara pelajaran ayat-ayat al-qur’an yang di lakukan salah seorang imam dan berbeda dengan cara yang di lakukan imam-imam lainnya.
2. cara pelafalan ayat-ayat al-quran itu berdasarkan atas riwayat yang bersambung kepada Nabi. Jadi, bersifat tauqifi, bukan ijtihadi.
3. ruanglingkup perbedaan qira’at itu menyangkut persoalan lughat, hadzf, I’rab,itsbat,fasl,dan wasl
B. Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qira’at
1. . Latar Belakeng Historis
Menurut catatn sejarah, timbulnya penyebaran qira’at di mulai pada masa tabiin, yaitu pada awal ll H. Tatkala para qari’ sudah tersebar di berbagai plosok. Mereka lebih suka mengemukakan qira’at gurunya daripada mengikuti qira’at imam-imam lainnya. Qirat-qirat tersebut di ajarkan secara teurun-temurun dari guru-keguru, sehingga sampai pada para imam qirat, baik yang tuijuh,sepuluh, atau y+ang empat belas.
Dianatar ulama-ulama yang berjasa meneliti dan membersihkan qirat dari berbagai penyimpangan adalah:
a) Abu ‘Amr’Usman Bin Sa’id Bin Utsaman Bin Sa’id Ad-Dani (w. 444 H.), Dari Daniyyah,Anda lusia, Sepanyol, Dalam karyanya yang berjudul At-taisir.
b) Abu Al-Abas Ahmad bin imarah Bin Abu Al-Abbas al- mahdawi (w. 430 H.) dalam karyanya yang berjudul kitab Al-hidayahm
c) Abu Al-hasan Thahir nimn Abi Thayyib bin Abi Ghalabun Al-Halabi (w. 399 H.) seorang pendatang di Mesir, dalam karyanya yang berjudul At-tadzkirah.
d) Abu Muhammad makki bin Abi thalib Al- Qairawani (w. 437 H.)di cordova, dalam karyanya yang berjudul At- tabshirah.
e) Abu Al- Qasim ‘Abdurrahman bin isma’il, terkenal dengan sebutan Abu syamah, dalam karyanya yang berjudul Al- Nursyid Al- Wajiz.
2. Latar Belakang Cara Penyampaian ( Kaifiyat Al- Ada’)
Menurut analisis yang di sampaikan sayyid ahmad kahalil, perbedaan qira’at itu bermula dari cara seorang guru membacakan qira’at itu bermula dari car seorang guru membacakan qira’at itu kepada murid-muridnya. Kalau di runtut, cara membaca al-qur’an yang berbeda-beda itu, sebagaimana dalam kasus ‘Umar dan Hisyam, di perbolehkan oleh Nabi. Lalu, benerapa ulama mencoba merangkum bentuk-bentuk perbedaan cara melafalkan Al-Qur’an itu sebagai:
a. Perbedaan dalam I’rab atau harakat kalimat tanpa perubahan makna dan bentuk kalimat. Misalnya pada firman allah surat an-nisa ayat 37.
b. Perbedaan pada I’rab dan hatakat (baris) alimat sehingga mengubah maknanya. Misalnya pada firman allah surat saba’ ayat 19.
c. Perbedaan pada perubahan huruf antara perubahan I’rab dan bentuk tulisannya, sementara maknanya berubah. Misalnya firman allah surat al-baqarah ayat 259.
d. Perubahan pada kalimat dengan perubahan pada bentuk tulisannya, tetapi maknanya tidak berubah. Misalnya firman allah surat al-qari’ah ayat 259
e. Perbedaan pada kalimat di man bentuk dan maknanya berubah pula. Misalnya pada ungkapan thal’in mandhud menjadi thalhin mandhud.
f. Perbedaan pad mendahulukan dan mengakhirkannya. Misalnya pada firman alla surat Qaf ayat 19.
g. Perbedaan dengan menambah dan mengurangi huruf, seperti pada firman allah surat Al-Baqarah ayat 25.
C. Macam-Macam Qira’at
1. Dari Segi Kuantitas
a. Qira’ah sab’ah (Qira’ah tujuh) maksud sab’ah adalah imam-imam qira’at yang tujuh. Mereka adalah:
1. Abdullah Bin katsir Ad-Dari (W. 120. H.) dari Mekah.
2. Nafi’ bin ‘Abdurrahman bin Abu Na’im (w.169H.)dari Madinah.
3. ‘Abdullah Al-Yashibi, terkenal dengan sebutan abu ‘Amir Ad-Dimasyqi (w.118H)dari Syam.
4. Abu ‘Amr (w. 154 H)dari Bashrah, Irak. Nama lengkapnya adalah Zabban bin Al-A’la bin Ammar.
5. Ya’kub (w.205 H)dari bashrah, Irak. Nama lengkapnya adalah Ibn ishak Al- Thawil.
6. Hamzah ( w. 188 H). Nama lengkapnya adalah Ibn habib Az-Zayyat.
7. Ashim. Nama lengkapnya adalah Ibn Abi An- Najud Al- Asadi (w.127 H.)
b. Qira’at Asyarah (Qiraa’ sepuluh). Yang dimaksud Qiraat sepuluh Qira’at tujuh yang telah disebutkan diatas ditambah dengan Qiraa’at berikut:
1. Abu Ja”far . nama lengkapnya adalah Yazid Bin Al-Qa’qa Al-Makhzumi Al-Madani.
2. Ya’qub (117-205 H). nama lengkapnya adalah Ya’Qub Bin Ishaq Bin Yazid Bin Abdullah Bin Abu Ishaq Al-Hadhrami Al-Bashri.
3. Khallaf Bin Hisyam (w. 229 H.) nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Khalaf Bin Hisyam Bin tsa’lab Al-Bazzaz Al-Baghdadi.
c. Qira’at’ Arba’at Asyrah ( Qira’at empat belas) yang di maksud Qira’at empat belas adalah Qira’at sepuluh yang telah disebutkan diatas sitambah dengan mpat Qira’at sebagai berikut:
1. Al-Hasan Al- Bashri (w.110 H). salah seorang tabi’in besar yang terkenal kezahidannya.
2. Muhamad bin ‘Abdirrahman, yang di kenal dengan nama ibn Mahishan (w. 123 H.).
3. Yahya ‘bin Al- Mubarak Al- Yazidi An-Nahwi Al-Baghdadi (w. 202 H.).
4. Abu Al- Farj Muhammad bin Ahmad Asy-Syanbudz (w. 388 H.).
2. Dari segi kuantitas
Berdasarkan penelitian Al-jazari, berdasarkan kualitas, qira’at dapat di kelompokkan dalam lima bagian.
a) Qira’at mutawatir, yakni yang di sampaikan sekelompok orang mulai dari sampai akhir sanad, yang tidak mungkin bersepakat untuk berbuat dusta.
b) Qira’at masyhur, yakni yangmemiliki sanad shahih, tetapi tidak sampai pada kualitas mutawatir, sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan tulisan ‘Utsmani, masyhur di kalangan qurra’, di baca sebagai mana ketentuan yang telah di tetapkan Al-jazari, dan tidak termasuk qira’ah keliru dan menyimpang.
c) Qira’at ahad, yakni yang memiliki sanad Shaih, tetapi menyalahi tulisan mushaf ‘Utsmani dan kaidah Bahasa Arab, tidak memiliki kemasyhuran, dan tidak di baca sebagaimana ketentuan yang telah di tetapkan Al-jazari.
d) Qira’at syadz (menyimpang), yakni yang sanadnya tidak Shahih.
e) Qira’at maudhu’ (palsu). Seperti qira’at Al-khazzani. Ash-Suyuthi kemudian menambah qira’at yang ke enam, yaitu:
f) Qira’at yang menyerupai hadis mudraj (sisipan0. yakni adanya sisipan pada bacaan dengan tujuan penafsiran.
Tolak ukur yang di jadikan pegangan para ulama dalam menetapkan qira’at sahih adalah sebagai berikut:
a) Bersesuaian dengan kaidah Bahasa arab, baik yang fasih atau paling fasih.
b) Bersusaian dengan salah satu kaidah penulisan mushaf ‘Utsmani walaupun hanya kemungkinan (ihtimal).
c) Memiliki sanad yang sahih.

fitnes murah tanpa alat

Dada
- push up
- triangle push up : sama spt push up, namun kedua tangan diletakkan berdekatan. (jempol dan telunjuk bertemu shg membentuk segitiga)
- decline push up : kaki diletakkan diatas bangku dan lakukan push up spt biasa
Bahu
- Shrug : berdiri tegak dengan kedua tangan disamping. Angkat kedua bahu seakan2 hendak menyentuh kuping
- Lateral raise : berdiri tegak dengan tangan disamping. Angkat tangan menjauhi badan ke kiri dan ke kanan
- Shoulder press : berdiri tegak dengan tangan disamping telinga. Angkat tangan ke atas
- Handstand : berdiri dengan tangan. Sebaiknya ga dilakukan dech
Kaki
- Leg curl : tiduran telungkup dengan kaki lurus ke blkg, angkat kedua kaki keatas dengan lutut tetep diam
- Leg extension : duduk spt biasa, kaki diangkat keatas dengan lutut diam.
- Squat : jongkok trus berdiri
- Naik turun tangga : heheh ngerti lah
- Timpuk anjing tetangga : biar semangat lari sekompleks

Perut
- Sit up : dari SD ud diajarin lah cara sit up
- Reverse : telentang, angkat kaki dengan poros di pinggang. Sama ky situp,cuma gantian kakinya yg gerak
- Cross over : telentang dengan tangan diblkg kepala. Lakukan spt situp,tp saat naik, arahkan siku kanan ke lutut kiri
Bisep
- Bisep curl : berdiri tegak dengan tangan disamping sambil memegang buku. Angkat tangan ke depan dengan siku tetap diam.
Tricep
- Tricep extension : berdiri dengan kedua tangan mengarah keatas sambil memegang buku, tekuk siku anda ke belakang. Naikkan kembali.
TAMBAHAN
1. karena tidak menggunakan beban yang berat, pengulangan dapat dilakukan dengan cepat
2. pada saat otot bekerja/ berkontraksi(mengangkat,menarik) buanglah napas, saat otot relaksasi ambil napas, tp lagi2 karena ga pake beban berat ga ngaruh2 bgt lah. Yg penting anda ingat untuk BERNAPAS
Misal
- saat menurunkan badan dipushup, ambil napas
3. dapat dilakukan variasi2
Misal
- dari berdiri jd duduk
- mengganti arah telapak tangan
- ganti sudut dr decline jd incline
4. makan makanan bergizi
5. gerakan2 diatas bs digabung untuk mempercepat waktu latihan
Misal
- pada saat squat, saat berdiri dpt melakukan shoulder press

di himpun dari beberapa sumber

RESUME OF ‘MEMOIRS OF A WOMAN DOCTOR’ A NOVEL BY NAWAL EL SAADAWI

The conflict between a woman Egyptian and her femininity began vey early on that is she’s one of nine children. She might be annoying. She's a feminist. As a child, she underwent female genital cutting causing her to become an activist against the practice. She was dismissed from one job after protecting a patient from domestic abuse. Then her controversial views on the women's role in Islamic society caused her to be imprisoned by Anwar Sadat.

She decides to study medicine, becoming the only woman in a class of men. Her encounters with the other students- as well as the male and female corpses in the autopsy room- intensify her dissatisfaction with and search for identity. She realizes men are not gods as her mother had taught her.

While in her 20s she lost both parents. She married several times. She did not love her husband in her first marriage. After a brief and unhappy marriage, she throws herself into her work, becoming a successful physician, but at the same time, she becomes aware of injustice and hypocrisy in society. Fulfillment and love come to her at last in a wholly unexpected way.

In the end the women met a man who love her, the man is a celebrity but his characteristic unlike a familiar celebrity, he is very nice, romantic, and he always help her when she get a problem although medicine problem.

She became a happy woman in the end of the story.